Saturday, August 31, 2013

International Ministry

Welcome to our blog,

Shalom in Christ!

We welcome all viewer's to share their view on the Great Commission.




To God be the glory! Soli Deo Gloria!

 

Sejarah Gereja Presybeterian

Gereja Presbyterian (bahasa InggrisPresbyterian Church) adalah salah satu denominasi di lingkungan Gereja-gereja Protestan, yang berakar pada gerakan Reformasi pada abad ke-16 di Eropa Barat. Dari segi doktrin dan ajaran, Gereja Presbiterian mengikuti ajaran-ajaran Yohanes CalvinReformator dari Perancis. Namun demikian secara kelembagaan Gereja Presbiterian sendiri muncul dari Skotlandia, sebagai buah pekerjaan John Knox, salah seorang murid Calvin yang paling terkenal. Karena latar belakang ini, Gereja Presbiterian pada umumnya ditemukan di negara-negara bekas koloni Inggris, seperti Amerika SerikatAustraliaSelandia BaruIndia, dll. Gereja Presbiterian pun dapat ditemukan di beberapa negara yang kuat dipengaruhi oleh Amerika Serikat, seperti Korea Selatan dan Filipina.
Karena pengaruh Belanda, mayoritas Gereja-gereja Protestan di Indonesia pada umumnya mengikuti tradisi Hervormd, yang merupakan tradisi utama Protestanisme di Belanda. Gereja-gereja Hervormd juga menelusuri latar belakangnya kepada Yohanes Calvin, sehingga pada dasarnya Gereja-gereja Protestan di Indonesia pada umumnya pun memiliki banyak kesamaan dengan Gereja Presbiterian.

Ciri- ciri Gereja Presbyterian
Perbedaan utama antara Gereja Presbiterian dengan Gereja-gereja lain terletak pada ajaran dan organisasinya. Dasar utama Gereja ini adalah Calvinisme, meskipun banyak Gereja Presbiterian pada masa kini yang tidak terlalu menganggapnya penting.

Perkembangan Presbiterianisme di Amerika Serikat
Gereja Presbiterian pada umumnya dapat dikenali melalui praktik baptisan anak, penggunaan Mazmur dalam nyanyiannya, dan doktrin predestinasi dalam ajaran keselamatannya. Gereja-gereja Presbiterian yang lebih konservatif umumnya menolak penggunaan alat musik di dalam ibadahnya dan menolak untuk menahbiskan perempuan untuk jabatan-jabatan gerejawi, seperti diaken dan penatua (termasuk pendeta). Selain itu, mereka juga seringkali menggunakan satu cawan yang sama dalam perjamuan kudusnya dan bahkan ada pula yang menekankan doktrin predestinasi ganda.
Di masa kini banyak Gereja Presbiterian yang telah memperbarui doktrinnya untuk memampukan Gereja menjawab tantangan-tantangan yang baru di zaman yang baru pula. Pembaruan ini didasarkan pada semboyan Reformasi, yaitu ecclesia reformata, ecclesia semper reformanda, yang berarti "Gereja yang telah direformasi adalah Gereja yang (harus) terus-menerus diperbarui."[4]
Kekuasaan tertinggi di kalangan Gereja Presbiterian berada di tangan penatua (bhs. Indonesia: "presbiter"; bhs. Yunani: "presbuteros"), yang terbagi dalam dua golongan, yaitu penatua yang mengajar (pendeta) dan penatua yang memimpin. Bersama-sama kedua golongan penatua ini merupakanmajelis gereja yang bertanggung jawab dalam menegakkan disiplin, memelihara jemaat dan menjalankan misi gereja. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pemeliharaan gedung, keuangan gereja, pelayanan kepada mereka yang kekurangan atau dilanda kedukaan, ditangani oleh diaken.
Penatua yang mengajar (pendeta) bertanggung jawab dalam pengajaran, kebaktian (ibadah) dan melayankan sakramen. Pendeta biasanya dipanggil oleh masing-masing jemaat. Namun pemanggilan ini harus disahkan oleh klasis, yaitu kumpulan beberapa jemaat di suatu wilayah tertentu.
Klasis terdiri atas pendeta dan penatua yang diutus oleh masing-masing gereja yang menjadi anggotanya. Pada tingkatan yang lebih tinggi lagi terdapat Sinode, yaitu perhimpunan semua gereja yang tergabung di dalam kelompok denominasi yang sama. Misalnya Sinode GPIB, Sinode GKI, Sinode GMIT, dll. Dalam tradisi Gereja Calvinis, ada Gereja yang memposisikan Klasis dan Sinode bukan sebagai lembaga tetap, melainkan persidangan yang di dalamnya Gereja-gereja bersidang untuk menetapkan keputusan bersama agar dilakukan bersama-sama, sepanjang waktu persidangan yang berikutnya (satu daur adalah waktu di antara dua persidangan). Sebagai pelaksana ketetapan persidangan adalah orang-orang atau badan yang ditetapkan untuk melaksanakan keputusan persidangan. Tradisi itu sampai sekarang masih dilakukan di dalam Gereja-gereja Kristen Jawa GKJ.
Gereja Presbiterian sangat mengutamakan pendidikan dan penyelidikan yang terus-menerus terhadap Alkitab, pengembangan tulisan-tulisan teologis, dan penafsiran kembali atas doktrin gereja. Gereja ini pada umumnya percaya bahwa iman harus diwujudkan dalam kata-kata dan perbuatan, termasuk keramah-tamahan, kemurahan, dan perjuangan yang berkelanjutan untuk menegakkan keadilan sosial dan pembaruan yang tidak terlepas dari pemberitaan Injil Kristus.

Why are there so many Christian denominations?

To answer this question, we must first differentiate between denominations within the body of Christ and non-Christian cults and false religions. Presbyterians and Lutherans are examples of Christian denominations. Mormons and Jehovah’s Witnesses are examples of cults (groups claiming to be Christian but denying one or more of the essentials of the Christian faith). Islam and Buddhism are entirely separate religions.

The rise of denominations within the Christian faith can be traced back to the Protestant Reformation, the movement to “reform” the Roman Catholic Church during the 16th century, out of which four major divisions or traditions of Protestantism would emerge: Lutheran, Reformed, Anabaptist, and Anglican. From these four, other denominations grew over the centuries.

The Lutheran denomination was named after Martin Luther and was based on his teachings. The Methodists got their name because their founder, John Wesley, was famous for coming up with “methods” for spiritual growth. Presbyterians are named for their view on church leadership—the Greek word for elder is presbyteros. Baptists got their name because they have always emphasized the importance of baptism. Each denomination has a slightly different doctrine or emphasis from the others, such as the method of baptism; the availability of the Lord’s Supper to all or just to those whose testimonies can be verified by church leaders; the sovereignty of God vs. free will in the matter of salvation; the future of Israel and the church; pre-tribulation vs. post-tribulation rapture; the existence of the “sign” gifts in the modern era, and so on. The point of these divisions is never Christ as Lord and Savior, but rather honest differences of opinion by godly, albeit flawed, people seeking to honor God and retain doctrinal purity according to their consciences and their understanding of His Word.

Denominations today are many and varied. The original “mainline” denominations mentioned above have spawned numerous offshoots such as Assemblies of God, Christian and Missionary Alliance, Nazarenes, Evangelical Free, independent Bible churches, and others. Some denominations emphasize slight doctrinal differences, but more often they simply offer different styles of worship to fit the differing tastes and preferences of Christians. But make no mistake: as believers, we must be of one mind on the essentials of the faith, but beyond that there is great deal of latitude in how Christians should worship in a corporate setting. This latitude is what causes so many different “flavors” of Christianity. A Presbyterian church in Uganda will have a style of worship much different from a Presbyterian church in Colorado, but their doctrinal stand will be, for the most part, the same. Diversity is a good thing, but disunity is not. If two churches disagree doctrinally, debate and dialogue over the Word may be called for. This type of “iron sharpening iron” (Proverbs 27:17) is beneficial to all. If they disagree on style and form, however, it is fine for them to remain separate. This separation, though, does not lift the responsibility Christians have to love one another (1 John 4:11-12) and ultimately be united as one in Christ (John 17:21-22).

The Downside of Christian Denominations:

There seems to be at least two major problems with denominationalism. First, nowhere in Scripture is there a mandate for denominationalism; to the contrary the mandate is for union and connectivity. Thus, the second problem is that history tells us that denominationalism is the result of, or caused by, conflict and confrontation which leads to division and separation. Jesus told us that a house divided against itself cannot stand. This general principle can and should be applied to the church. We find an example of this in the Corinthian church which was struggling with issues of division and separation. There were those who thought that they should follow Paul and those who thought they should follow the teaching of Apollos, 1 Corinthians 1:12, "What I am saying is this: each of you says, “I’m with Paul,” or “I’m with Apollos,” or “I’m with Cephas,” or “I’m with Christ.” This alone should tell you what Paul thought of denominations or anything else that separates and divides the body. But let’s look further; in verse 13, Paul asks very pointed questions, "Is Christ divided? Was it Paul who was crucified for you? Or were you baptized in Paul’s name?” This makes clear how Paul feels, he (Paul) is not the Christ, he is not the one crucified and his message has never been one that divides the church or would lead someone to worship Paul instead of Christ. Obviously, according to Paul, there is only one church and one body of believers and anything that is different weakens and destroys the church (see verse 17). He makes this point stronger in 3:4 by saying that anyone who says they are of Paul or of Apollos is carnal.

Some of the problems we are faced with today as we look at denominationalism and its more recent history:

1. Denominations are based on disagreements over the interpretation of Scripture. An example would be the meaning and purpose of baptism. Is baptism a requirement for salvation or is it symbolic of the salvation process? There are denominations on both sides of this issue and have used the issue to separate and form denominations.

2. Disagreements over the interpretation of Scripture are taken personally and become points of contention. This leads to arguments which can and have done much to destroy the witness of church.

3. The church should be able to resolves its differences inside the body, but once again history tells us that this doesn’t happen. Today the media uses our differences against us to demonstrate that we are not unified in thought or purpose.

4. Denominations are used by man out of self-interest. There are denominations today that are in a state of self-destruction as they are being led into apostasy by those who are promoting their personal agendas.

5. The value of unity is found in the ability to pool our gifts and resources to promote the Kingdom to a lost world. This runs contrary to divisions caused by denominationalism.

What is a believer to do? Should we ignore denominations, should we just not go to church and worship on our own at home? The answer to both questions is no. What we should be seeking is a body of believers where the Gospel of Christ is preached, where you as an individual can have a personal relationship with the Lord, where you can join in Biblical ministries that are spreading the Gospel and glorifying God. Church is important and all believers need to belong to a body that fits the above criteria. We need relationships that can only be found in the body of believers, we need the support that only the church can offer, and we need to serve God in community as well as individually. Pick a church on the basis of its relationship to Christ, how well it is serving the community. Pick a church where the pastor is preaching the Gospel without fear and is encouraged to do so. Christ and His church is all about your relationship to Him and to each other. As believers, there are certain basic doctrines that we must believe, but beyond that there is latitude on how we can serve and worship; it is this latitude that is the only good reason for denominations. This is diversity and not disunity. The first allows us to be individuals in Christ, the latter divides and destroys.

Seminar Transformasi Bangsa


Tema : GEREJA SEBAGAI PELAYAN TRANSFORMASI NEGARA

"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencariwajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorgadan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka"
      
                             2 Tawarikh 7:14

Pengkhotbah Jemputan

Ps. James Sumbah

Isi khotbah

Malam Pertama : Rekonlisiasi & Penyelarasan

Adakah kehidupan Kristen merdeka?
Banyak faktor yang menghalang kemerdekaan 
- Kekacauan
- Pemberontakan 

Malam Kedua : Perdamaian dengan Allah

Ps. James Sumbah


Bacaan alkitab
Yunus 3:1-10

Ringkasan Latar belakang 
Asal Pantu, Sri Aman
Lahir kembali tahun 1992
Mempunyai pelayanan di S'menanjung Malaysia dan sekarang mengadakan usaha sama dengan ICM International Christian Mission

Yeremia 30:3

Jika kita menyesal, dan berdoa TUHAN akan memulihkan negeri

Thursday, August 29, 2013

PERUTUSAN KEMERDEKAAN MALAYSIA

Hari Kebangsaan Malaysia ke-56

Rt. Rev. Johannes Ginting M.A.IE

Salam Kemerdekaan bagi seluruh warga Malaysia!

Kemerdekaan adalah sebuah mesej Kristus kepada dunia. Hanya Dia yang dapat memerdekakan roh, jiwa dan tubuh manusia dari cengkaman dosa, iblis dan dunia. Kemerdekaan negara hanyalah kebebasan dari segi politik dan pemerintahan semata-mata. Oleh itu, banyak juga negara yang hari ini merdeka dan bebas secara politik namun rakyatnya masih dijajah si iblis durjana, diikat dan dibelenggu oleh dosa serta dibutai keduniaan yang menghancurkan.

Saya dan keluarga pernah tinggal di Malaysia dan kami menikmatinya. Kami tersentuh dengan manisnya budaya Malaysia serta teruja dengan keharmonian masyarkat majmuknya. Namun sebagai hamba Tuhan, lebih dari menikmatinya, kami juga mengimpikan agar negara Malaysia benar-benar mengalami kuasa pembebasan Kristus Yesus sehingga negara ini semakin diberkati dan menjadi alat Tuhan memberkati negara dan bangs yang lain. Dan saya percaya bahawa inilah 'Impian Agung Kristus' bagi Malaysia. Agar setiap suku, bangsa dan bangsa di Malaysia menyembah dan memuliakanNya.

Persoalannya, bagaimanakah Allah dapat menyatakan impianNya kepada rakyat Malaysia? Melalui GerejaNya kerana Gerejalah satu-satunya agen surgawi yang dapat mengimplementasikan hasrat surgawi ini ditengah-tengah dunia yang gelap gelita. Kerana itu, Tuhan menyebut kita garam, ragi, terang yang jika ditinjau secara fungsinya adalah untuk mengubah seluruh adunan (komuniti).

Oleh itu, saya mendoakan jemaat Gereja Presbyterian Amanat Agung Malaysia agar menyedari dan menerima panggilanNya sebagai Pelayan Transformasi bagi Malaysia. Ingatlah, sejarah Gereja membuktikan bahawa Allah mampu mengubah sesuatu kerajaan hanya melalui satu orang yang menangkap visiNya. Sebagai Gereja, kita lebih dari seorang dan mendengarkan panggilanNya, menangkap visiNya, berjalan bersamaNya dan mengerjakan amanatNya, maka Dia akan mengubah negara dan  bangsa kita menjadi umat kesayangNya.

Tuhan besertamu sekalian. Soli deo Gloria!

Rt Rev Johannes Ginting M.A.IE
MODERATOR SINODE GEREJA PRESBYTERIAN
KALIMANTAN BARAT, SARAWAK & SABAH







GEREJA SEBAGAI PELAYAN TRANFORMASI NEGARA

"...dan umatKu, yang atasnya namaKu disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajahKu, lalu berbalik dari jalan-jalanya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari syurga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka,"

2 Tawarikh 7:14

Laman dalam Penaik Tarafan

Laman blog ini sedang dalam dinaik taraf. Sebarang cadangan boleh mengemukakannya di ruangan komentar.

Tuhan memberkati

Kebaktian Ahad

Gereja Presbyterian mengadakan ibadah setiap Ahad

Ibadah Pagi : 1000am
Ibadah Petang : 600pm

Sakramen Perjamuan Kudus diadakan setiap awal bulan

Seminar Transformasi Bangsa

Sempena Hari Kebangsaan ini, Gereja kami akan mengadakan Seminar Transformasi Bangsa. Maklumat seperti berikut :-

Tarikh : 29 Ogos & 30 Ogos
Jam : 7:45pm
Tempat : Gereja Bt. 10

Pengkhutbah jemputan

Pastor James Sumbah

Hadirkan diri anda dan jadilah agen transformasi negara.

*maklumat lanjut sila hubungi talian +6281283655670